Mitos Tapai Gagal Jika Emosi Saat Pembuatan, Benarkah?


mitos tapai gagal jika emosi saat pembuatan benarkah
Medan, MISTAR.ID
Leni, seorang pemilik home industri tapai pulut dan ubi di Kelurahan Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan, mengungkapkan fakta menarik seputar proses pembuatan tapai, Selasa (16/7/24).
Menurutnya, anggapan bahwa membuat tapai tidak boleh dalam kondisi marah atau emosi hanyalah mitos belaka.
“Ya, saya kalau buat tape (tapai) kadang merepet-merepet, marah-marah. Kan saya punya anak kecil umurnya 6 tahun. Kadang pas saya sibuk buat tape dia malah berantakin rumah. Sebagai mamak-mamak pasti merepet dong sama anaknya,” ujar Leni sambil tersenyum kepada mistar.id.
Baca juga: Leni dan Kampung Tapai Ladang Bambu: Menggali Potensi Lokal dari Usaha Rumahan
Ia mengungkapkan, bahwa selama ini, meskipun sering dalam kondisi emosi saat membuat tape, pembuatan tapainya tidak pernah gagal.
“Selama ini nggak pernah sih gagal. Jadi, saya pikir itu cuma mitos,” kata Leni.
Menurut Leni, kegagalan dalam pembuatan tapai lebih disebabkan oleh kondisi bahan-bahannya.
“Biasanya tape gagal karena kondisi ubinya, apalagi kalau ubinya itu pernah dipupuk, sepengalaman saya pasti tapenya akan gagal. Ubinya bakalan keras,” jelasnya.
Selain itu, Leni juga menekankan pentingnya memperhatikan bahan pembungkus tapai.
“Dan juga kalau daun pisang untuk membungkus itu sedikit basah atau tidak kering,” tambahnya. (azmie/hm17)
PREVIOUS ARTICLE
Durian Sidikalang Melimpah di Jalan Jamin Ginting Medan