Thursday, July 10, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Harga Minyak dan Emas Naik Imbas Perang Iran-Israel, Ekonom: Waspadai Inflasi

journalist-avatar-top
Senin, 16 Juni 2025 17.19
harga_minyak_dan_emas_naik_imbas_perang_iranisrael_ekonom_waspadai_inflasi

Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan kenaikan harga minya mentah dan emas terjadi karena perang Iran - Israel yang kian memanas. (f:ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Harga minyak mentah Brent kembali mengalami kenaikan sebesar 1,4 persen dan mencapai level US$75,26 per barel pada perdagangan Senin (16/6/2025).

Sebelumnya, pada Jumat (13/6/2025), harga sempat melonjak hingga 7 persen akibat meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa eskalasi konflik itu berpengaruh signifikan terhadap pasar keuangan Indonesia dan berpotensi berdampak lebih luas pada sektor riil jika perang berlangsung dalam jangka panjang.

Menurut Gunawan, konflik ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kelangsungan pasokan minyak global, mengingat Iran merupakan salah satu negara produsen minyak utama dunia.

“Perang antara Iran dan Israel telah memicu kenaikan harga minyak mentah jenis Brent. Kenaikan ini disebabkan oleh kekhawatiran terhadap terganggunya pasokan global,” ujarnya kepada Mistar, Senin (16/6/2025).

Jika konflik berlangsung lama, Gunawan memprediksi akan terjadi lonjakan harga komoditas secara umum, yang pada akhirnya mendorong tekanan inflasi di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Gunawan juga menyebut bahwa ketegangan geopolitik berdampak pada psikologi investor di pasar keuangan. Dalam situasi penuh ketidakpastian, investor cenderung melepas aset berisiko dan mengalihkan investasi ke instrumen yang lebih aman seperti emas.

“Ketika pasar dipenuhi sentimen negatif, investor akan mengambil langkah lindung nilai. Salah satunya adalah dengan mengalihkan aset ke komoditas safe haven seperti emas,” katanya.

Meskipun Iran dan Israel bukan mitra dagang utama Indonesia, Gunawan menegaskan bahwa dampak konflik tetap terasa secara tidak langsung, terutama melalui jalur perdagangan global dan volatilitas harga energi.

“Jika konflik kian memanas dan berkepanjangan, ini bisa mengakibatkan inflasi global, memperlambat ekonomi dunia, dan akhirnya menjadi beban tambahan bagi ekonomi nasional,” ucapnya.

Dalam situasi geopolitik yang memanas, harga emas dunia juga mencetak rekor tertinggi, yaitu US$3.446 per ons troy pada perdagangan Senin pagi (16/6/2025).

Di pasar domestik, harga emas tercatat mencapai sekitar Rp1.820.000 per gram.

“Jika konflik terus bereskalasi, harga emas berpotensi menembus US$3.500 per ons troy dalam waktu dekat,” kata Gunawan. (amita/hm27)

REPORTER: