RPJMD Toba Hingga 2029, Bupati Effendi Fokus Pembenahan Jalan

Pelaksanaan Musrenbang RPJMD Kabupaten Toba 2025-2029. (Foto: nimrot/mistar)
Toba, MISTAR.ID
Pemerintah Kabupaten Toba menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2025-2029, pada Jumat (4/7/2025).
Dalam forum strategis tersebut, Bupati Toba, Effendi Napitupulu, menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur, khususnya akses jalan yang dinilai belum memadai.
Salah satu prioritas utama RPJMD kali ini adalah peningkatan infrastruktur jalan di tiga titik penting, yaitu jalan penghubung antara Kabupaten Toba-Kabupaten Asahan, Toba-Kabupaten Labuhan Batu Utara, serta jalan alternatif dari Desa Meat menuju Bandara Silangit.
“Dua titik akses jalan, apabila dibangun dengan memadai tentu akan menarik wisatawan dari Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labuhan Batu Utara, sementara jalan dari Desa Meat sebagai jalan alternatif menuju Bandara Silangit,” kata Effendi.
Dukungan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun mengalir untuk rencana ini. Dalam pertemuan via Zoom Meeting, Kepala UPTD Bappelitbang Tapanuli Utara, Pahala Panjaitan, menyambut baik gagasan tersebut.
Effendi menyebut hal ini menjadi sinyal positif terhadap prospek jangka panjang pengembangan pariwisata dan mobilitas regional.
“Sehingga prospek kedepannya, setiap pagelaran event-event. Baik internasional dan lokal akan lebih mudah dijangkau karena ada beberapa titik jalan menuju Kabupaten Toba,” ujarnya.
Namun, Bupati Effendi tidak menutup mata terhadap berbagai tantangan pembangunan di wilayahnya. Ia menyampaikan setidaknya lima isu besar yang masih menghambat kemajuan daerah.
1. Belum optimalnya pembangunan SDM yang meliputi, masih rendahnya akses masyarakat terhadap layanan kesehatan masyarakat, tingginya prevalensi stunting yang masih di atas ambang batas WHO dan tingkat kemiskinan yang masih relatif tinggi, meskipun mengalami tren penurunan di tahun 2024 sebesar 8,07 persen.
2. Belum optimalnya peningkatan infrastruktur seperti, kondisi jalan mantap belum optimal sekitar 58,58 persen, akses air minum layak belum optimal dan akses sanitasi belum optimal.
3. Produktifitas daerah masih rendah yang menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti, potensi pariwisata dan ekonomi kreatif belum optimal, perlu diversifikasi ekonomi untuk peningkatan PAD, penurunan daya dukung lahan pertanian, produktivitas sektor pertanian masih rendah dan belum optimalnya pemberdayaan ekonomi lokal.
4. Tata kelola pemerintahan belum optimal seperti, masih lemahnya kualitas pelayanan publik dan reformasi birokrasi, tuntutan akan akuntabilitas dan keterbukaan dan kapasitas aparatur dan manajemen kinerja
5. Upaya pelestarian budaya dan kearifan lokal belum optimal seperti, kurangnya promosi budaya melalui media digital dan event, tidak adanya data (inventaris) budaya dan kearifan lokal yang lengkap, kurangnya dokumentasi dan digitalisasi budaya lokal dan minimnya keterlibatan generasi muda dalam pelestarian budaya.
“Melalui Musrenbang ini, dalam kepemimpinan kita selama lima tahun ke depan permasalahan tersebut berangsur dapat ditekan,” ujar Effendi optimis.
Musrenbang RPJMD 2025–2029 diharapkan menjadi pijakan strategis untuk mendorong pertumbuhan Toba yang inklusif, berdaya saing, dan berbasis potensi lokal.(nimrot/hm17)